Telaga hijau
Menemani
jiwa yang galau
Di
bawah rimbunan hutan Unhas nan hijau
Duduk
termenung seorang perantau
Anging Mammiri datang membelai
Membisikkan
jiwa dengan gemulai
Suasana
danau kian ramai
Muda-mudi
bercengkrama dengan santai
Sungguh
aduhai panorama sore ini
Menjadi
tempat persinggahan muda-mudi
Di
bawah sinaran hangat mentari
Dimanjakan
kicauran burung-burung memecah sunyi
Di
sana mereka bercengkrama senang
Berbagi
cerita sambil mengenang
Meletuslah
tawa hati pun senang
Rasa
galau hilang melayang
Di
sini aku duduk menulis
Menjadi
pengamat tersenyum manis
Memandang
mereka duduk berbaris
Menjadi
saksi kehidupan empiris
Tiba-tiba
khayalan terbang
Melayang
jauh ke belakang
Di
saat pertama aku datang
Sebagai
perantau dari negeri seberang
Bagaimana
kabar studiku kini
Menjadi
tanda tanya di hati sanubari
Di
usia senja kata sanak-saudari
Sungguh
jadi beban psikologi diri
Oh
Tuhan dengarlah mereka
Yang
menaruh hati dengan peka
Sebelum
orang tua ku murka
Kemana
hamba menaruh muka
Enam
tahun kian mendekat
Lama
ragaku mengasah bakat
Di
Kota Makassar yang maju pesat
Sebagai
pelajar yang taat
Demi
masa ku lafaskan doa penuh rasa
Lapangkan
jalanku dan berilah asa
Menjadi
sarjana gagah perkasa
‘Tuk
melanjutkan cipta karya dan karsa
*Tepi Danau Unhas
7/4/2012/St
Tamalanrea, Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar