Ku ucap basmalah memulai cerita
Mengagungkan
Asma-Mu dalam gulita
Bersujud
pada-Mu berderai air mata
Melafazkan
rindu mencurahkan derita
Malam
berlalu gelap mengulum
Pagi
datang Mentari tersenyum
Raga
bangkit dunia pun mafhum
Ku
sambut pagi dengan segelas air minum
Angin
semilir berhembus di beranda
Rasa
rindu datang melanda
Menghampiri
sukma di dalam dada
Bagaimana
kabarmu Engkau di sana
*****
Seribu
cerita telah kurajut
Suka
datang duka menjemput
Senanglah
hati mengadu rindu di atas rumput
Memandang
telaga menghapus kalut
Aduhai
Adinda Adikku sayang
Mengapa
dirimu tak kunjung datang
Menemani
Kakak di antara ilalang
Merajut
kasih berbagi cerita dengan senang
Lelahlah
raga jiwa pun gemetar
Jarum
jarum turut bergetar
Dunia
pun tak henti berputar
Hidup
ini bagaikan senai gitar
Aduhai
hidup penuh makna
Meniti
kehidupan di alam fana
Berkhayal
tinggi bagai fatamorgana
Apalah
daya sejuta impian ditelan gerhana
*****
Pribadi
Wanita memang sukar dipahami
Memecah
nalar menembus ilusi
Masa
mudanya kaya pilihan hati
Kelak
hari barulah sadar akan arti
Wahai
Wanita dengarlah ini
Masa
mudamu tak selamanya menjadi
Sadarilah
usia nampakkanlah keibuan diri
Karena
darimulah tercipta manusia hebat gagah berani
Wahai
Pria dengarlah ini
Wanita
memang cobaan duniawi
Sedari
dini hiduplah mandiri
Hadapi
dunia dengan penuh jatidiri
*****
Ilalang
pun bergoyang dibelai semilir
Burung
berkicau sangatlah mahir
Menemani
diriku di tepi air
Apalah
daya Ku hanya mampu mengapresiasi dirimu dengan syair
Senja
kala pun berlalu
Meninggalkan
kesan seribu pilu
Aduhai
Cinta bagai sembilu
Tuhan
Kasih tegarkan Hamba selalu
Keheningan Subuh
Asrama Mahasiswa Unhas
Tamalanrea, Makassar
6/4/2012/Jt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar