“Untuk
Ayahanda Presiden di Istana Cinta”
Melalui tulisan ini, aku ingin mencurahkan
secuil gagasan sekaligus harapan besar ananda bagi masa depan Nusa dan Bangsa:
Indonesia.
Ketika aku membayangkan sosok negeriku,
aku selalu mengenang kejayaan masa lalunya sebagai pelajaran berharga untuk
masa depan. Peradabannya yang menakjubkan. Kebudayaannya yang mengagumkan.
Manusianya yang hebat ditambah dengan sosok pemimpinnya yang bijaksana lagi
berwibawa. Aku senantiasa berkontemplasi seraya mencoba menemukan jati dirinya.
Sering pula meneteskan air mata bila bait-bait lagu ‘Indonesia Tanah Air Beta’
berdengung di telinga.
“Indonesia
tanah air Beta.
Pusaka
abadi nan jaya.
Indonesia
sejak dulu kala.
Selalu
di puja-puja bangsa”
Mengapa kita tidak bangga! Mengapa kita
tidak sadari! Mengapa kita tidak bangkit!
Bukankah negeri kita ‘Hindia’ menjadi
incaran semua bangsa di era Renaisanse dan penemuan Perahu Layar di Eropa untuk
menemukan ‘Negeri Rempah-rempah’ itu?
Bukankah negeri kita ‘Nusantara’ negeri
yang dijuluki ‘Gemah Ripah Loh Jinawi’?
Bukankah negeri kita ‘Indonesia’ negeri
yang dijuluki ‘Zamrud Khatulistiwa’?
Tidakkah kita bangga dan mengagumi
toleransi dalam interaksi sosial manusianya yang melahirkan akulturasi dalam
budayanya hingga menghasilkan peradaban yang menakjubkan. Tidakkah kita
bercermin pada kewibawaan pemimpinnya yang bijaksana, cerdas dan mampu
menggerakkan semua rakyatnya patuh dan berikrar setia pada pemimpinnya.
Lihatlah! Budaya Hindu dan Budha dari
India bisa diterima dengan baik hingga menjadikan Nusantara tempat berpijak
Ajaran ini dari zaman kejayaan Syailendra, Sriwijaya, Mataram bahkan hingga
sekarang. Peradabannya menghasilkan Candi Prambanan dan Borobudur yang
menakjubkan dan pemerintahannya mampu menyatukan persada Nusantara.
Ketika ajaran Islam dari semenanjung
Arabia diterima dengan baik, pemimpinnya menyerukan rakyatnya untuk
mempelajarinya hingga menjadikan tanah pertiwi sebagai Negeri berpenduduk
muslim terbesar di dunia sekarang.
Ayahanda Presiden di Istana Cinta,
renungan di atas semestinya diambil hikmahnya untuk menjadi pelajaran bagi kita
semua, generasi penerus bangsa, pewaris tahta Republik di masa depan. Sudah
seharusnya kita bersatu padu untuk mengkonsolidasikan arah masa depan bangsa.
Walau beragam ide dan kepentingan namun tetaplah bersatu dalam gerak langkah
demi masa depan bangsa.
Ayahanda Presiden di Istana Cinta, aku
ingin negeriku seperti Administrasi Orde Baru. Pembangunan berjalan sistematis
dan berkelanjutan. Konsolidasi politik yang refresentatif. Stabilitas
ketertiban masyarakat dan keamanan negara yang kuat. Toleransi dan kerukunan
bermasyarakat dan bernegara terjalin dengan baik sehingga membuat negara kita
disegani dan terpandang di mata dunia. Aku ingin semangat itu kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar