Minggu, 08 Januari 2012

MEMBAYANGKAN SOSOK NEGERIKU

 “Untuk Ayahanda Presiden di Istana Cinta”
Melalui tulisan ini, aku ingin mencurahkan secuil gagasan sekaligus harapan besar ananda bagi masa depan Nusa dan Bangsa: Indonesia.

Ketika aku membayangkan sosok negeriku, aku selalu mengenang kejayaan masa lalunya sebagai pelajaran berharga untuk masa depan. Peradabannya yang menakjubkan. Kebudayaannya yang mengagumkan. Manusianya yang hebat ditambah dengan sosok pemimpinnya yang bijaksana lagi berwibawa. Aku senantiasa berkontemplasi seraya mencoba menemukan jati dirinya. Sering pula meneteskan air mata bila bait-bait lagu ‘Indonesia Tanah Air Beta’ berdengung di telinga.

“Indonesia tanah air Beta.
Pusaka abadi nan jaya.
Indonesia sejak dulu kala.
Selalu di puja-puja bangsa”

Mengapa kita tidak bangga! Mengapa kita tidak sadari! Mengapa kita tidak bangkit!

Bukankah negeri kita ‘Hindia’ menjadi incaran semua bangsa di era Renaisanse dan penemuan Perahu Layar di Eropa untuk menemukan ‘Negeri Rempah-rempah’ itu?
Bukankah negeri kita ‘Nusantara’ negeri yang dijuluki ‘Gemah Ripah Loh Jinawi’?
Bukankah negeri kita ‘Indonesia’ negeri yang dijuluki ‘Zamrud Khatulistiwa’?

Tidakkah kita bangga dan mengagumi toleransi dalam interaksi sosial manusianya yang melahirkan akulturasi dalam budayanya hingga menghasilkan peradaban yang menakjubkan. Tidakkah kita bercermin pada kewibawaan pemimpinnya yang bijaksana, cerdas dan mampu menggerakkan semua rakyatnya patuh dan berikrar setia pada pemimpinnya.

Lihatlah! Budaya Hindu dan Budha dari India bisa diterima dengan baik hingga menjadikan Nusantara tempat berpijak Ajaran ini dari zaman kejayaan Syailendra, Sriwijaya, Mataram bahkan hingga sekarang. Peradabannya menghasilkan Candi Prambanan dan Borobudur yang menakjubkan dan pemerintahannya mampu menyatukan persada Nusantara.

Ketika ajaran Islam dari semenanjung Arabia diterima dengan baik, pemimpinnya menyerukan rakyatnya untuk mempelajarinya hingga menjadikan tanah pertiwi sebagai Negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia sekarang.

Ayahanda Presiden di Istana Cinta, renungan di atas semestinya diambil hikmahnya untuk menjadi pelajaran bagi kita semua, generasi penerus bangsa, pewaris tahta Republik di masa depan. Sudah seharusnya kita bersatu padu untuk mengkonsolidasikan arah masa depan bangsa. Walau beragam ide dan kepentingan namun tetaplah bersatu dalam gerak langkah demi masa depan bangsa.

Ayahanda Presiden di Istana Cinta, aku ingin negeriku seperti Administrasi Orde Baru. Pembangunan berjalan sistematis dan berkelanjutan. Konsolidasi politik yang refresentatif. Stabilitas ketertiban masyarakat dan keamanan negara yang kuat. Toleransi dan kerukunan bermasyarakat dan bernegara terjalin dengan baik sehingga membuat negara kita disegani dan terpandang di mata dunia. Aku ingin semangat itu kembali.

Tidak ada komentar: