Kamis, 05 Januari 2017

BERBAGAI PANDANGAN TENTANG KONFLIK

BERBAGAI PANDANGAN TENTANG KONFLIK 

Konflik adalah suatu keadaan pertikaian antara dua pihak atau hubungan antara dua atau lebih individu atau kelompok yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik itu penting karena menciptakan suasana dinamis sepanjang mampu mengelola dengan baik. Berikut berbagai pandangan tentang konflik, namun penulis hanya mengangkat salah satu pandangan dari kaum kontemporer.

Contemporary View of Conflict

1. Conflict is good and should be encourased, conflict must be regulated, however, so that it doesn’t out of hand. 

Menurut pandangan kontemporer, konflik itu baik dan malah harus dipelihara, konflik mesti diatur, tetapi asal jangan lepas tangan/kendali. Hal ini dapat kita lihat dari konflik antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet pasca Perang Dunia II hingga keruntuhan Uni Soviet di tahun 1991 yang berwujud dalam Perang Dingin. Konflik ini tak lain adalah konflik kekuasaan, Apa itu kekuasaan dalam kaitannya dengan hubungan internasional? Kita bisa memberi batasannya dalam arti luas sebagai kemampuan suatu aktor dalam panggung internasional untuk menggunakan segenap sumber daya yang berwujud maupun tidak berwujud serta seluruh asetnya, sedemikian rupa, untuk mempengaruhi peristiwa-peristiwa internasional agar membawa hasil yang memuaskannya. Begitulah yang dialami AS dengan Uni Soviet selama Perang Dingin berlangsung. Mereka tidak pernah adu fisik secara langsung. Mereka mampu mengelola dan mengatur konflik mereka. Hal ini membuat dunia aman, lantaran ada perimbangan kekuasaan. Lihatlah konflik internal, Korea dan Vietnam, dimana dalam konflik tersebut kedua kekuatan utama dunia ini ikut terlibat dan membantu lantaran saling merebut pengaruh dan meraih simpati, sehingga dunia tidak berada dalam genggaman satu tangan saja. 

2. Conflict is inevitable 

Konflik itu tidak dapat dielakkan/dihindari. Beberapa adagium konflik menjelaskan bahwa konflik itu merupakan bawaan sejak lahir dari setiap individu makhluk hidup. Konflik lahir atau timbul dari sifat individu dan cara mereka dibentuk. Sebagai contoh, Soekarno, Presiden Indonesia selalu berapi-api dalam menggelorakan anti-kolonialisme dan ketergantungan pada Barat lantaran ia dilahirkan dan dibentuk di Negara yang lama terjajah oleh Barat, sehingga melahirkan konflik Indonesia-Belanda. Konflik merupakan disfungsi dalam sistem sosial sekaligus merupakan gejala ketegangan patologis atau penyakit. Konflik muncul atau timbul sebagai akibat kesalahan komunikasi dan perbedaan persepsi. Konflik merupakan sifat alami di dalam masyarakat. Konflik akan selalu ada selama masih adanya interaksi satu sama lain. Sebagai contoh, sejak Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Inggris selalu seiring sejalan dalam berbagai masalah yang menyangkut kepuasan internasonal. Namun mereka sempat berselisih ketika Inggris terlibat dalam Perang Suez tahun 1956, suatu peristiwa yang secara diplomatik sangat mempermalukan Amerika karena secara terbuka ia gagal mengubah arah kebijakan Inggris. 

3. Conflict results from a struggle for limited rewards, competition, and potential frustration of goals-condition that are natural in organizations. 

Konflik berasal dari upaya perjuangan dalam mendapatkan penghargaan, persaingan, dan sasaran potensi frustrasi yang lazim dalam banyak organisasi. Di planet Bumi ini, ada ratusan Negara yang berdiri dan berdaulat yang masing-masing memiliki potensi dan kelemahan, ada Negara yang kaya sumber daya alam, ada pula yang miskin. Ada yang sudah maju namun tak sedikit pula yang masih tertinggal dan primitive. Keadaan inilah yang memicu lahirnya konflik ketidakadilan, utamanya dalam penguasaan sumber daya alam. Lahirlah embargo, invasi, intervensi dan kolonialisasi. 

Dalam upaya mendapatkan reward, suatu Negara akan melakukan segala cara sebagai bentuk penonjolan diri terhadap Negara lain. Contoh mencolok kehandalan sumber daya alam untuk mempengaruhi, bahkan merombak, politik dunia, adalah kebijakan terakhir Negara-negara berkembang penghasil minyak. Dari tahun 1973 sampai tahun 1983, berkat lonjakan luar biasa harga minyak mentah, dan tindakan bersama lewat organisasi Negara-negara pengekspor minyak (OPEC), sebagian besar Negara anggotanya berhasil mengumpulkan surplus perdagangan dan cadangan – cadangan devisa (“petrodollar”) secara besar-besaran sehingga mereka dapat membiayai pembangunan secara pesat sekaligus mengguncangkan system keuangan internasional dan mengikis pola-pola imperialistik sebelumnya. 

Di samping itu, bersamaan dengan pecahnya Perang Arab, OPEC menggunakan ancaman embargo minyak dan pengurangan ekspor minyak sebagai alat untuk memaksa Negara-negara industry mengubah berbagai kebijakan politik dan ekonomi mereka di kawasan tersebut. 

4. People are not essentivally bad but are nevertheless driven by achievement self seeking and competitive interests. 

Menurut pandangan kaum kontemporer, orang pada dasarnya tidak selamanya jahat, namun bergerak sesuai kemampuan diri sendiri dan bersaing secara sehat. Terkadang munculnya individu unik pada suatu saat tertentu mampu mengubah arah sejarah. 

Napoleon, Bismarck, Hitler, Franklin Roosevelt, de Gaule, Lenin, Castro, Gandhi, Churchill, Mao, adalah pemimpin-pemimpin visioner dan sebagian karismatik yang telah mengguncangkan perimbangan kekuatan internasional dan arah sejarah internasional. 

Pimpinan memang tidak dapat menciptakan kekuasaan dari langit, tetapi ia mampu membangkitkan cadangan kekuatan kreatif nasional yang masih terpendam. Terkadang seorang negarawan mampu membuat perombakan besar. George Bush, Presiden Amerika Serikat, tidak selamanya jahat. Ia memiliki keluarga, pendukung setia, dan sahabat di luar negeri. Bush bertindak agresif dalam percaturan politik internasional karena membawa citra diri bangsa yang sangat mempengaruhi konsep peran yang harus dimainkan bangsa itu. 

Gagasan-gagasan, bahkan yang salah sekalipun, mempengaruhi kebijakan luar negeri secara luas. Slogan-slogan seperti “Tugas Bangsa Kulit Putih”, “Suratan Sejarah”, dan “Polisi Dunia” tidak hanya menyatakan tentang harapan bangsa namun juga merupakan kerangka kerja social dimana kebijakan nasional disusun.