Kamis, 26 September 2013

SYAIR PEMILUKADA MAKASSAR





Gegap gempita pesta demokrasi
Sepuluh pasangan menebar visi
Memaparkan misi menawarkan solusi
Mereka maju tak sekedar mengisi

Ramai sudah pilihan rakyat
Ragam pilihan pengemban amanat
Memajukan Makassar yang maju pesat
Menuju Kota Dunia yang hebat

Siapa saja mereka?
Dari politisi senior sampai ustadz jenaka
Pensiunan birokrat hingga ketua IKA
Di sepanjang jalan menebar muka

Mereka berpasangan memadukan nama
Ada yang sepadan, ada pula yang merasa percuma
Lalu bersaing menjadi pemenang utama
Rajin blusukan dan mendadak jadi penderma

*****

Nomor urut satu bernama ADIL
Menawarkan listrik gratis untuk rakyat kecil
Pasangan Adil Patu-Isradi Zainal tidaklah kerdil
Dukungan suara PDK-Gerindra sangatlah stabil

Nomor urut dua bertagline SUKA
Supomo Guntur-Kadir Halid nama mereka
Tersenyum manis menampakkan muka
Dukungan Golkar adalah suara pusaka

Di urutan ketiga ada RUDAL
Baliho di setiap gapura menjadi modal
Pasangan independen berkantong tebal
Rusdin Abdullah, sang politisi bermental kebal

Siapa berada di urutan keempat?
AHAO-HALAL pasangan hebat
Menggratiskan angkot “pete-pete” bila terangkat
Dukungan suaralah yang menjadi penghambat

Erwin Kallo di urutan kelima
Pencari wakil berwaktu lama
Sampai Ki Joko Bodo menitipkan nama
Lewat sayembara, Hasbi Ali jadi juara pertama

Pasangan keenam bertagline “Makassar Berdaya”
Tamsil Linrung maju membawa cahaya
Diusung PKS, menjadikannya berbahaya
Apalagi berduet Das’ad Latief yang penuh gaya

Muhyina Muin-Syaiful Saleh di urutan ketujuh
Inilah pasangan berperawakan teduh
Siap menjadi petarung tangguh
Membawa “Makassar Bergerak” dengan sungguh

Tahukah Anda siapa di nomor delapan?
Pasangan DIA, jagoan Ilham Arief Sirajuddin yang menuai pujian
Mohammad Ramdhan Pomanto, sang arsitek kota kenamaan
Berpasangan Syamsu Rizal, sang politisi yang mapan

Siapa gerangan di nomor sembilan?
Adik Pak Gubernur bernama Irman
Bersama Busrah Abdullah, usungan PPP dan PAN
Bertekad menjadi penantang terdepan

Tibalah kita di nomor terakhir
Apiaty Amin Syam, sang birokrat tajir
Berduet Zulkifli Gani Ottoh, sang wartawan mahir
Maju di pilwali dengan nafas zikir

*****

Semua calon telah disebutkan
Masa kampanye telah dilewatkan
Tibalah saat yang dinantikan
18 September menjadi hari penentuan

Siapakah gerangan menjadi walikota Makassar?
Semua warga mendatangi TPS dengan tegar
Para calon was-was sudah tak sabar
Para relawan guickcount pun telah disebar

Ku duduk manis di depan TV makan coto
Lembaga survei mulai menampilkan dua puluh foto
Hasil quickcount menempatkan pemenang, bernama Dany Pomanto
Mengalahkan putra Gowa, Bone, dan Jeneponto

*****

Apa kabar Sang Komandan?
Jagoan Golkar telah terkalahkan
Sang adik pun, hanya mengekor pada nomor delapan
Jagoan Ilham Arief Sirajuddin-lah, yang menjadi terdepan

Kemenangan sudah di tangan Demokrat
“Anak Lorongna Makassar” jadi terangkat
Menjadi walikota pilihan masyarakat
Melanjutkan pembangunan, menyejahterakan rakyat

Menata lorong menuju Kota Dunia
Harapan itu kini ada di tangan DIA
Menjadi sebuah amanah mulia
Yang kelak membuat warganya bahagia

Amin ya rabbal alamin
Terima kasih Bapak Ilham Arief Sirajuddin
Karenamu, semua menjadi mungkin
Tak ada lagi sekat etnis, putra daerah, apalagi kaya-miskin

*****

Suasana Pagi
Sungguminasa
24/09/2013 


 
 


 

Sabtu, 14 September 2013

KISAH CINTA PILIHAN RASA




Dua puluh lima tahun telah berlalu
Meninggalkan cerita cinta bagai sembilu
Penuh suka dan ceria di bagian hulu
Namun ujungnya tajam mengiris duka pilu

Hmm... semua orang punya kisah
Namun semuanya telah berakhir sudah
Dilewati dengan susah
Bukan berarti payah

Kawan
Hidup ini begitu indah untuk dijalankan
Walau terkadang membosankan
Apalagi dijalani dalam kesendirian

Cobalah ‘tuk dekati lawan jenismu
Perempuan itu hanya kenikmatan semu
Menaklukkannya pun kadang membuatmu jemu
Namun itulah kenangan utama di masa mudamu

Semakin kamu kejar
Semakin banyak tugas besar
Bahkan terkadang menempuh cara kasar
Karena diluar sana pun banyak yang mengincar

Wanita oh wanita
Orang berani pertaruhkan tahta
Bahkan sampai pamer harta
Namun tak cukup bila tak mahir dalam olah kata

Sudahkah engkau menjalaninya
Memberi hati namun dienyahkannya
Mendekatinya namun diacuhkannya
Ingin menemuinya namun ditolaknya

Oh... tidak
Tubuh ini serasa mati mendadak
Nafas tersesak
Tak mampu lagi bergerak

Karena kisah ini terlalu pahit
Mampukah kamu bangkit
Untuk bisa melihat lagi langit
Yang di atasnya terdapat lagi langit

Kawan
Jodoh itu sesuai kepantasan
Bila dia tak kamu dapatkan
Maka pantaskanlah dirimu untuk diidolakan

Hehe...
Mari segarkan pikiran dengan secangkir susu jahe
Sambil menyanyi lagu “Ka ho na he”
Lalu segera bangkit ‘tuk mengikuti kisah sukses teman Sangihe

La Tahzan
Jangan bersedih kawan
Masih banyak kesempatan
Dekatkanlah diri pada Tuhan

Minggu Pagi
Sungguminasa
15/09/2013